Cerpen : Bloody Mary

ads
"Jangan maen-maen deh, Dil," ketus Fadel memelototi Fadil yang berbaring sambil tersenyum lebar di atas ranjang kamar Helmi.
"Kenapa di silsilah keluarga kita harus ada mahluk yang otaknya korslet kayak lo sih Dil?" Gerutu Helmi, sepupu Fadil, sembari berjalan mondar-mandir di samping meja belajar yang diduduki Fadel. Dia ikut-ikutan mengecam usul gila Fadil, yang baru saja disampaikan pada mereka.
"Ayolah Bro, nggak ada salahnya kan mencoba? Pasti bakalan seru dan menegangkan kalau cerita itu bener-bener nyata."

Bangkit dari posisi berbaringnya, Fadil terlihat begitu antusias, tidak mempedulikan pendapat teman-temannya yang lain.

Bang Dapot yang sedari tadi berbaring tenang di samping Fadil sambil membaca buku komik kesukaannya, tiba-tiba menyambit kepala cowok kribo itu menggunakan buku bacaannya.
"Adaw! Apa-apaan sih, Bang?!" Memegang kepalanya, Fadil berbalik mendelik ke arah Bang Dapot.
"Seru, seru pala lo peang! Ini menyangkut nyawa, kribo!" Bang Dapot menoyor kepala fadil. "Lo nggak takut waktu lo manggil si Bloody Marry, tuh setan bakalan nongol dan ngecincang lo idup-idup?" Omelnya.

Fadil mendengus bangun dari tempat tidur. "Jadi kalian semua takut sama urband legend picisan?" Cibirnya sambil melangkah menuju meja belajar Helmi, kemudian mencari sesuatu dari dalam laci.

Teman-temannya mengernyit, saat melihat cowok ganteng itu mengeluarkan lilin dan pematik api dari dalamnya.
"Mau kemana lo, Dil?" Tanya Helmi mulai cemas. 'Pertanyaan bodoh!' Pikirnya memarahi diri sendiri.
"Kamar mandi," jawab Fadil singkat sembari berjalan menuju ke kamar mandi yang berada di kamar Helmi, lalu menutup dan mengunci pintu kamar mandinya.
"Mau ngapain?" Bang Dapot tersentak bangkit dari posisi berbaringnya.
"Mau nyobain, buktiin urban legend-nya benar atau nggak," sahut Fadil dari dalam kamar mandi dengan lampu yang dimatikan.
"Dil, Dil," Fadel bergidik. "Kalau lo ngelakuin itu gue bakalan pulang nih," ancamnya mulai takut.
"Udah deh! Diam, jangan berisik! Gue mau mulai nih!" Terdengar suara seruan Fadil dari dalam. "mi, matiin lampu kamar lo dong," pinta Fadil.

Helmi mendesah. Dengan agak enggan dia menuruti permintaan Fadil, ketiga cowok cassanova sekolah itu berharap bahwa cerita bloody marry hanya hoax belaka, dan tidak akan ada yang terjadi pada Fadil.

Hening.
Sudah lima menit Fadil berada di dalam kamar mandi untuk ritual pemanggilan hantu Bloody Marry, namun sepertinya tak terjadi apa-apa. Tak ada satu suarapun yang mengindikasikan kalau Fadil kenapa-napa di dalam kamar mandi.
"Apa dia baik-baik saja?" Gumam Fadel khawatir.
"Gue harap juga begitu," timpal Helmi cemas sembari duduk di tempat tidur.
***

Lima belas menit kemudian, masih belum ada tanda-tanda Fadil akan keluar dari dalam kamar mandi.

Bang Dapot mulai panik. "Fadel nyalahin lampu!" Serunya sambil melompat turun dari tempat tidur. "mi, bantuin gue ngedobrak pintu kamar mandi!"

Walaupun agak bingung, Helmi dan Fadel menuruti perintah Bang Dapot.
"Fadil udah terlalu lama di dalam sana, pasti sudah terjadi sesuatu!" Jelas cowok bertubuh gempal tersebut.

Dan ketika pintu kamar mandi berhasil didobrak, dan lampunya dinyalakan, ketiga remaja itu langsung membeku di ambang pintu. Mata mereka membelalak ngeri melihat kondisi Fadil.

Cowok Berambut kribo itu telah terbunuh dengan cara yang mengenaskan. Tubuh tak bernyawanya bertumpu pada wastafel di depan cermin kamar mandi yang retak, dengan bagian depan leher yang terkoyak. Matanya tampak melebar ketakutan. Dari posisinya mayat Fadil, sepertinya sosok hantu Bloody Marry tiba-tiba muncul dari dalam cermin kamar mandi, menarik dan mengoyak leher pemuda itu sebelum dia sempat berteriak

Karya : Yuki Yumiwa
Sumber : http://cerpen.lokerseni.web.id/
ads

Reading your manga Cerpen : Bloody Mary, If you want to distribute the above article please include source http://tetsu-kun15.blogspot.com/2014/07/cerpen-bloody-mary.html, thanks for visit my blog