Element User : Part 1
Li
sedang duduk santai di bawah pohon rindang di padang rumput dekat
Akademi Elemen. Ia ingin membolos dari pelajaran yang diberikan oleh
guru Hakke. Ia menghindar bukan karena pelajarannya yang membosankan,
tapi karena guru Hakke yang selalu membentak saat Li tidak bisa
melakukan apa yang ditugaskan oleh guru Hakke. Ia juga membenci Sou Pan,
anak emas guru Hakke, yang selalu memamerkan kehebatannya kepada guru
Hakke.
"Orang
seperti Sou Pan sebenarnya tidak pantas masuk akademi. Ia terlalu
memamerkan kehebatannya. Padahal ia tidak memiliki potensi elemen
apapun." gumam Li pada dirinya sendiri.
Li terkejut melihat Lou Xiang sudah berada di sampingnya tanpa ia sadari.
"Sejak kapan kau ada di sini?" tanya Li tak bisa menyembunyikan terkejutnya.
"Baru saja." jawab Luo Xiang santai. "Kau tak masuk pelajaran guru Hakke lagi?"
"Buat apa aku masuk? Toh pasti aku akan dimarahi lagi."
Lou Xiang hanya terdiam setelah mendengar jawaban Li.
"O iya, kenapa kau tidak masuk juga?"
"Kau lupa ya? aku khan anak gubernur daerah ini. Jadi aku bisa berbuat apa saja."
"Enak ya jadi anak gubernur. Bebas melakukan apapun dengan sesuka hati." Kata Li dengan sinis.
Saat Lou Xiang ingin menyanggah perkataan Li, guru Mou mendatangi mereka berdua.
"Li, Lou Xiang. Ayo kembali ke dalam akademi." Kata guru Mou lembut.
"Aku tak mau. Kalau aku masuk sekarang pasti aku akan ditugaskan dengan hal-hal yang tak mungkin kulakukan."
"Li?"
"Terserah paman mau bilang apa. Yang jelas aku tak akan masuk."
"Saat ini aku gurumu di akademi."
Li hanya diam saja. Guru Mou menghela nafas panjang.
"Baiklah. Sekarang kalian ikut denganku?"
"Kita akan kemana, Guru Mou?" tanya Lou Xiang.
"Kembali ke akademi. Apa kalian tidak kasihan dengan kakek tua renta ini?"
"Baiklah, kakek tua renta." Li akhirnya menyerah dan ikut bersama dengan Lou Xiang.
Di tengah perjalanan, Lou Xiang yang penasaran sedari tadi mendekati Li.
"Apa benar guru Mou itu adalah pamanmu?"
"Ceritanya panjang."
***
Sesampainya di akademi, guru Hakke langsung menghardik Li.
"Kemana saja kamu? Kau lihat teman-temanmu sedang berlatih dengan serius??"
"Mereka bukan teman-temanku."
"Kaauu..."
Hampir saja tangan guru Hakke menampar pipi Li kalau guru Mou tidak cepat bertindak.
"Bukan seperti itu cara mendidik anak didik kita, Hakke."
Guru Hakke melepaskan tangannya dari cengkraman guru Mou.
"Sekarang peragakan jurus yang kelima!!!"
"Tapi itu belum diajarkan, guru Hakke." sanggah Li.
"Cepat lakukan!!!!"
Li menurutinya. Ia hanya berdiri saja karena tidak mengetahui jurus tersebut. Guru Hakke menjadi geram kepada Li.
"Dasar anak payah!! Sou Pan, coba peragakan jurus kelima!"
Sou
Pan dengan sombongnya memeragakan jurus yang diberikan. Walaupun ada
beberapa gerakan yang salah namun dapat membuat guru Hakke tersenyum
bangga dengan anak didiknya.
"Coba lihat, itu baru gerakan jurus kelima. Dasar anak bodoh!! Sering-sering berlatih agar kamu bisa sehebat Sou Pan."
"Bagaimana
saya bisa sehebat Sou Pan? Setiap hari guru Hakke mendidik anak manja
ini secara pribadi. Sedangkan saya anak biasa hanya bisa Anda cemooh
seenaknya!" tukas Li dengan agak emosi.
Guru
Hakke makin geram sehingga menyuruh Sou Pan untuk menyerang Li. Li
susah payah menangkis segala serangan yang ditujukan olehnya. Li babak
belur akibat serangan itu.
"Menyerah saja dan minta maaf kepada guru Hakke, anak lemah! Kau memang tidak pantas untuk ada di sini!!!" Bentak Sou Pan.
"Aku belum menyerah, aku masih belum kalah.." kata Li dalam suara parau.
"Dasar keras kepala!! Lebih baik kuhabisi saja kau!!"
Sebelum
Sou Pan menggunakan jurus andalannya, secara mengejutkan Li
mengeluarkan api di tangan kanannya. Secepat kilat Li menghindar
serangan Sou Pan. Ia terkejut.
"Apa? Apa yang terjadi!!!"
Seketika
itu juga tiba-tiba Sou Pan ambruk dan terlihat sebuah kilatan api yang
cepat mendekat ke arah guru Hakke. Guru Hakke pun tak bisa berkutik dan
akhirnya jatuh ke tanah. Li muncul tepat di depan guru Hakke dan akan
mengeluarkan suatu jurus. Guru Hakke gemetar ketakutan melihat wajah Li.
Namun api yang ada di tangan Li hilang dan Li pun pingsan. Akhirnya
Guru Mou menggendong Li yang sedang pingsan.
"Jangan
sepelekan dia, Hakke. Dia sudah ditakdirkan." kata guru Mou kemudian
membawa Li pergi. Sementara guru Hakke masih gemetar dan akhirnya
pingsan. Para murid-murid terheran-heran dengan peristiwa yang baru saja
terjadi.
"Akhirnya sang legenda kembali lagi." gumam guru Mou sembari melihat wajah Li yang sedang pingsan.
To be Continued.....
Reading your manga Element User : Part 1, If you want to distribute the above article please include source https://tetsu-kun15.blogspot.com/2014/08/element-user-part-1.html, thanks for visit my blog