Perang Yang Mustahil (Chapter 1) - Bumi Masa Depan

ads
Mungkin hanya tinggal Sejarah. Mungkin hanya tinggal Legenda. Namun aku dengan jelas melihat dan merasakan kekelaman, ketakutan, serta rasa putus asa yang menyebar hinga ke seluruh pelosok Dunia. Saat menadahkan pandangan ke langit malam, Warna merah kental serta debu yang menyesakkan seakan-akan memenjarakan Manusia. bunyi ledakan, suara kepanikan, serta usaha untuk menenangkan menjadi hal yang biasa. Suatu bukti  kemajuan teknologi dan menunjukkan ketidak-ada batasannya manusia untuk ber-inovasi berubah menjadi kekacauan yang mengakibatkan kerusakan serta penderitaan di berbagai kalangan. Sebuah insiden yang tidak mungkin dapat dilupakan manusia karena telah mempertaruhkan sesuatu yang disebut “BUMI”

Ini dimulai 9 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2080. Dimana  manusia sudah memiliki peradaban teknologi yang  sangat tinggi. Saking tingginya, bahkan manusia sudah tidak menganggap sebuah batangan Emas sangat berharga. Hal itu dikarenakan manusia sudah dapat membuat Emas sendiri semudah membuat Telur goreng di rumah. Berbagai Inovasi sudah dimunculkan hingga membuat kekayaan alam dianggap tidak berharga. Mereka sudah bisa membuat hasil alam dengan teknologi yang mereka buat. Gedung-gedung sudah tidak memerlukan pondasi untuk berdiri, karena  semua bangunan dapat dengan mudah dibuat melayang di udara walaupun Memang tidak semua bangunan melayang. Alat Transportasi sudah sangat efektif. Bahkan untuk sampai ke Galaksi terdekat hanya membutuhkan waktu sekitar 2 Bulan. Serta untuk sampai ke Planet terjauh di Galaksi Bima Sakti, hanya membutujkan waktu sekitar 11 Hari. Namun, benda ini jugalah yang turut andil dalam kekacauan yang akan terjadi

Yang terhebat adalah, sekarang Manusia sudah bisa berkomunikasi dengan 2 Planet asing lainnya yang Terbukti memiliki kehidupan. Gabin dan Olim. Ukuran Planet Gabin sekitar 3 kali Planet Yupiter. Sedangkan ukurang Planet Olim sekitar 2 kali Planet Bumi. Gabin berada di Glaksi Andromeda, sedangkan Olim berada di Glaksi yang sama dengan Bumi yaitu Bima Sakti. Ke 2 Planet tersebut ditemukan manusia sekitar tahun 2053. Butuh 10 tahun bagi manusia agar benar-benar bisa memastikan bahwa kedua Planet tersebut memiliki kehidupan. Setelah memastikan kedua Planet tersebut menampung kehidupan, Manusia Bumi mulai berpikir untuk melakukan kerjasama dalam bidang Teknologi serta Informasi. Melakukan kerjasama antar-planet bukan menjadi hal yang sulit untuk manusia lakukan saat itu. Kemajuan Alat Transportasi yang sudah dijelaskan di atas mampu membuat kerjasama antar Planet menjadi sangat mudah serta efesien.

Bukan tanpa Hambatan untuk melakukan kerjasama antraplanet tersebut. Faktor Bahasa yang asing menjadi kendala utama.  Sebelumnya, untuk masalah bahasa, NASA serta Otoritas Luar Angkasa 2 Planet lainnya  sudah menentukan untuk membuat 1 bahasa umum yang dipakai untuk komunikasi dengan kedua Planet itu. Diduga dalam rapat pembentukan 1 Bahasa tersebut, Nasa mnggunakan Sandi Morse yang bisa dipahami oleh ke 2 Planet itu. Dengan seiring majunya teknologi, pada tahun 2075 Manusia sudah bisa membuat Alat yang mampu mengartikan suatu bahasa dengan langsung menyalurkan Ucapan bahasa asing yang didengar penggunanya  kedalam sirkuit otak, kemudain di terjemahkan ke dalam bahasa yang kita kuasai serta menjadikannya seolah-olah orang asing tersebut menggunakan bahasa kita. Alat tersebut bernama REET. Tidak ada arti khusus dalam nama itu. Setelah melalui berbagai macam penyempurnaan, pada tahun 2078, REET resmi dipasarkan secara umum. Bukan hanya untuk masyarakat Bumi, Namun juga untuk Masyarakat dari 2 Planet lainnya. Gabin dan Olim. REET sangat berguna sekali untuk memudahkan Kerjasama antar planet yang dilakukan Manusia. Namun, REET juga Dapat menjadi Malapetaka saat terjadinya perang yang akan melibatkan 3 Planet ini. Bumi, Gabin, dan Olim

TO BE CONTINUED..
ads

Reading your manga Perang Yang Mustahil (Chapter 1) - Bumi Masa Depan, If you want to distribute the above article please include source https://tetsu-kun15.blogspot.com/2014/08/perang-yang-mustahil-chapter-1-bumi.html, thanks for visit my blog